FILSAFAT EKSISTENSIALISME DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PROSES PEMBELAJARAN

Jurnal Bahasa Indonesia Prima, Vol. 3, Edisi 3, 2017, ISSN: 9772088365005

Selasa, 28 Mei 2019 14:48 | Sudah dibaca 708 kali

Filsafat eksistensialisme memaparkan keberadaan manusia baik secara pribadi maupun secara sosial. Kata “eksistensi” dikhususkan untuk memahami cara berada manusia yang khas. Filsafat eksistensialisme mengharapkan setiap individu pada asasnya mempunyai cara berada atau eksistensial yakni “keterlibatan” (concerned with), “keterikatan” (preoccupation), “komitmen” dan “keakraban” (familiarity) pada setiap peristiwa yang dilihat atau dialaminya. Apapun perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu dalam setiap peristiwa ataupun dalam setiap situasi menjadi tanggungjawab individu itu sendiri. Manusia memiliki kebebasan yang bertanggungjawab secara sadar dimana dia berada, apa yang dipilih dan apa diputuskan secara bebas sehingga manusia membentuk dirinya tanpa henti kapanpun dan dimanapun. Pembentukan diri manusia tersebut terbentuk dalam temporalitas yang memiliki dialektika yakni dialektika masa lampau, masa sekarang, dan masa depan. Temporalitas pembentukan diri manusia menjadi nyata dalam “sosialitas”, yakni hidup dan berada dalam satu kebersamaan, dalam satu masyarakat, dalam satu kelompok dan dalam satu kontak satu sama lain. Relasi sosial ideal yang diterapkan dalam temporalitas tersebut ialah relasi antar-subyektivitas atau intersubyektif yakni relasi sosial di mana antar individu dengan individu yang lain mengadakan pertemuan, melakukan dialog, memiliki pergaulan, partisipasi, immersi, cinta, harapan dan kepercayaan. Demi membentuk manusia yang bebas bertanggungjawab dalam temporalitas, kaum eksistensialis menilai agar kurikulum pendidikan diterapkan dengan cara siswa diberi kebebasan individual yang luas dan bertanggungjawab dalam proses pembelajaran. Pendidikan eksistensialis mengharapkan agar materi dan mata pelajaran dalam kurikulum dapat membawa individu menemukan dirinya dan dunianya. Proses belajar mengajar yang dilakukan guru dalam proses pendidikan eksistensialis ialah memberikan kebebasan yang syarat aturan kepada siswa untuk memilih dan memberi mereka pengalaman-pengalaman yang akan membentuk mereka menemukan makna dari kehidupan baik sebagai individu maupun dalam relasi sosial.

Kata Kunci: Filsafat, eksistensialisme, implementasi, dan proses pembelajaran